Konon menurut cerita dari sejarawan dan pemerhati sejarah yang berasal dari Desa Pahonjean yang ceritanya diteruskan secara turun temurun asal mula Desa Pahonjean berawal dari kondisi alam secara geografis dimana waktu dulu Desa Pahonjean merupakan wilayah dataran rendah dimana tanahnya antara lain terdiri dari tanah darat dan rawa, perbandingannya banyak rawanya sedangkan tanah darat banyak ditumbuhi pohon honje (semacam tanaman tumbuhan lengkuas).
Pohon Honje sangat terkenal oleh masyarakat Desa Pahonjean dari dulu bahkan sampai sekarang dimana pohon honje sudah tidak ada lagi namun nama terhadap tumbuhan ini masih melekat begitu erat dikarenakan diabadikan menjadi nama desa.
Desa Pahonjean sendiri hadir dan diberi nama demikian sangat erat sekali dengan masyarakat pegunungan utara yang dari dulu sudah menjadikan wilayah ini sebagai tempat untuk mencari ikan bahkan sampai saat inipun diwilayah rawa di Pahonjean sebelah selatan masih ada orang gunung yang mencari ikan atau bahasa yang kita kenal dengan sebutan “sodo” atau “nyodo” yakni kegiatan mencari ikan dirawa.
Berkisar sekitar tahun 1840 masehi, orang sunda gemar sekali terhadap ikan air tawar sehingga penduduk warga desa Bener, Sepatnunggal banyak yang berdatangan untuk menangkap ikan.
Untuk lebih dikenal secara tidak langsung pohon itu dijadikan nama desa, setiap orang dari daerah atas pegunungan setiap berpapasan di jalan saling tegur sapa dengan khas bahasa sundanya yang masih kental sehingga terjadi pembauran bahasa antara orang asli Pahonjean yang berbahasa sehari-hari memakai bahasa jawa dengan para pendatang yang sebagian besar berbahasa sunda dan setiap hari setiap waktu ketika orang sunda berpapasan dengan kami maka dengan meminjam bahasa sunda dari mereka, salah satu saling bertanya “ abah tas ti mana “ mereka menjawab “ Abdi tas ti Honje “ sehingga nama tumbuhan tersebut diabadikan menjadi nama Desa.
Berkisar pada tahun 1849 Masehi setelah ada Kepala Desa pertama bermusyawarah dengan para tokoh masyarakat, sesepuh Desa dan orang-orang berpengaruh di tingkat Desa kemudian nama pohon honje tersebut diabadikan menjadi nama Desa dengan disempurnakan untuk lebih luwes dari kata honje diberi awalan – Pa dan diberi akhiran – an sehingga menjadi “ PAHONJEAN ”.
Sejak berdiri Desa Pahonjean sudah terdiri dari 5 Dusun yakni Dusun Ponjean, Dusun Bantarpicung, Dusun Geblogan, Dusun Balekambang, Dusun Bojongmeros yang dikemudian hari dusun tersebut disebut dusun induk setelah terjadinya pemekaran dusun pada tahun 1990-an, setiap Dusun di pimpin oleh seorang Bau atau yang kita kenal saat ini dengan Kepala Dusun (Kadus).
Lambang Kabupaten Cilacap
Peta Wilayah Kabupaten Banyumas
Silsilah Kepala Desa
Berikut silsilah Kepala Desa Pahonjean mulai dari
awal didirikan sampai dengan sekarang
REKSA CANDRA
1849 – 1862
SADI KRAMA
1863 – 1868
Nama Lengkap
Periode Menjabat
REKSA CANDRA
1849 – 1862
SADI KRAMA
1863 – 1868
Nama Lengkap
Periode Menjabat
REKSA CANDRA
1849 – 1862
SADI KRAMA
1863 – 1868
Nama Lengkap
Periode Menjabat
Nama Lengkap
Periode Menjabat
Nama Lengkap
Periode Menjabat
Nama Lengkap
Periode Menjabat